05 Oktober 2008

TIPS MEMILIH POLITIKUS SOLEH DAN MAMPU MEMIMPIN

Pemilu di depan mata. Semua partai politik (parpol) mempersiapkan kader-kader terbaiknya untuk di calonkan sebagai anggota legislatif. Strategi untuk meraih jumlah kursi legislatif di DPR/MPR diluncurkan. Mulai dari iklan-iklan media massa dan elektronik yang sarat dengan muatan politik, hingga bakti sosial yang mengandung pesan-pesan politik. “Pilihlah Saya” seperti itulah kira-kira pesan politik yang ingin disampaikan kepada masyarakat.


Jika kita mengingat kembali pemilu 5 tahun yang lalu, satu tahun lamanya semua partai politik berkampanye. Janji-janji manis keluar dari mulut-mulut para politisi, sumpah serapah terucap dari lidah-lidah yang tidak bertulang, seakan-akan kita melihat mereka benar-benar seorang yang akan melepaskan bangsa ini dari kemelut kemiskinan dan krisis ekonomi. Tapi setelah kita memilih, apa yang terjadi hari ini...? Bukan kah kemiskinan masih tetap meliputi kehidupan masyarakat kita, bukankah krisis ekonomi tidak kunjung berakhir, malah yang bermunculan adalah banyaknya anggota legislatif yang kita pilih itu, terkait kasus korupsi dan skandal sex yang memalukan.


Itulah akibatnya jika kita tidak teliti sebelum memilih calon legislatif. Setidaknya jika kita tidak ingin kecolongan lagi, ada beberapa tips yang cukup membantu, yaitu :


1. Kita harus mengenal secara umum setiap figur/orang yang akan maju ke kursi DPR dari setiap parpol. Pengenalannya berupa, nama, alamat, keluarga, pekerjaan, harta kekayaan, motivasi jadi anggota DPR (apa yang akan dia lakukan setelah menjadi anggota DPR).


2. Mengenal kepribadiannya, dengan cara bertanya kepada tetangga-tetangganya dan teman-temannya tentang kehidupan keluarganya, apakah dia orang yang bermasyarakat atau individualis, agamis atau premanis, adakah konflik di masyarakat, adakah gosip yang tidak sedap mengenai figur yang di maksud.


3. Kita harus mengenal wataknya, tabi’atnya, sifatnya dan akhlaknya dengan cara bergaul dengannya dan berbisnis dengannya. Apakah dia amanah jika di titipi uang, apakah dia curang dalam berbisnis, apakah dia orang yang tepat dalam menyampaikan pesan kepada orang lain, apakah dia mampu mendamaikan orang-orang yang sedang bertikai, apakah dia seorang yang mampu memberikan solusi atas semua masalah yang sedang dihadapi oleh keluarganya, teman-temannya atau masyarakat sekitarnya dan apakah kehadiran dia dan keluarganya di masyarakat menjadi lebih baik lingkungan masyarakatnya, atau mungkin justru masyarakat tidak menginginkan kehadirannya.


4. Kita harus mengenal kemampuan dan keahliannya, sebab tak jarang orang yang soleh tapi tidak mampu dalam memimpin, malah banyak merugikan masyarakat, akan tetapi sebaliknya, tak jarang orang yang jahat tetapi pandai memimpin, malah memberikan kemakmuran bagi masyarakatnya. Intinya jangan hanya pilih “soleh” nya saja tapi pilih yang soleh dan mampu memimpin bangsa dan negara ini.


Jika ke-4 cara yang terdapat di atas tidak kita laksanakan, maka kejadian sekarang ini akan terulang kembali pada 5 tahun yang akan datang. Wakil-wakil rakyat yang haus uang, korupsi, dan skandal sex yang memalukan akan lebih banyak bermunculan pada 5 tahun yang akan datang.